Pyongyang – Dalam langkah yang mengundang perhatian internasional, Korea Utara baru-baru ini meluncurkan kapal perusak terbaru mereka, Choe Hyon-class destroyer, yang dirancang dengan berbagai sistem canggih, termasuk sistem pertahanan udara (HANUD) Pantsir-M dan meriam yang mirip dengan sistem Leonardo 127mm. Peluncuran ini menandakan peningkatan signifikan dalam kemampuan maritim negara tersebut.
Kapal ini, yang dinamai sesuai dengan tokoh penting dalam sejarah Korea Utara, Choe Hyon, menandai langkah baru dalam modernisasi kekuatan angkatan laut negara yang terkenal dengan pendekatannya yang tertutup dan sering kali kontroversial. Dengan teknologi yang lebih modern, Choe Hyon-class diharapkan dapat memperkuat daya serang dan pertahanan maritim Korea Utara, terutama di kawasan Laut Jepang dan Semenanjung Korea yang semakin panas.
Peningkatan Kemampuan Pertahanan Udara dengan Pantsir-M
Salah satu fitur paling menonjol dari Choe Hyon-class destroyer adalah sistem pertahanan udara Pantsir-M, yang diadopsi dari sistem buatan Rusia. Pantsir-M merupakan sistem pertahanan jarak dekat yang mampu melawan berbagai ancaman udara, termasuk rudal, pesawat, dan bahkan serangan drone. Sistem ini menggunakan radar multi-fungsi dan dapat melacak serta menyerang beberapa target secara simultan.
Dalam konteks pertempuran maritim, sistem ini memberikan keunggulan penting. Kapal dapat melindungi diri dari ancaman udara dengan efektif, sekaligus memberikan perlindungan kepada kapal-kapal lain yang berada dalam armada yang sama. Hal ini sangat penting di tengah ketegangan yang semakin meningkat di kawasan tersebut, di mana ancaman udara dapat datang dari berbagai sumber.
Meriam Leonardo 127mm yang Canggih
Choe Hyon-class destroyer juga dilengkapi dengan meriam Leonardo 127mm, yang serupa dengan sistem meriam yang digunakan oleh beberapa angkatan laut modern di seluruh dunia. Meriam ini dikenal karena akurasi tembakannya yang sangat tinggi dan dapat digunakan dalam berbagai peran, mulai dari pertempuran permukaan hingga dukungan tembakan jarak jauh.
Dengan meriam ini, kapal perusak ini mampu memberikan daya tembak yang luar biasa dalam pertempuran maritim, baik melawan kapal permukaan lainnya maupun target di daratan. Kekuatan tembak dari Leonardo 127mm memungkinkan Choe Hyon-class untuk memberikan tekanan kuat terhadap musuh, sekaligus memperkuat posisi Korea Utara di perairan strategis.
Langkah Strategis dalam Modernisasi Angkatan Laut
Peluncuran Choe Hyon-class destroyer ini merupakan bagian dari upaya Korea Utara untuk memperkuat militer mereka, yang semakin berfokus pada modernisasi sistem persenjataan dan teknologi pertahanan. Sebagai negara dengan kebijakan pertahanan yang sangat tertutup, Korea Utara sering kali menghadirkan teknologi-teknologi baru yang tidak banyak diketahui dunia luar hingga mereka benar-benar diluncurkan.
Keberadaan kapal perusak ini akan memperkuat potensi Korea Utara untuk melakukan operasi maritim dengan skala lebih besar, baik dalam hal serangan maupun pertahanan. Selain itu, sistem canggih yang terpasang pada kapal ini juga dapat meningkatkan kemampuan angkatan laut negara tersebut dalam menghadapi potensi ancaman dari luar, termasuk dari negara-negara tetangga seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Impak Terhadap Geopolitik di Kawasan
Peluncuran Choe Hyon-class destroyer ini dapat menambah ketegangan geopolitik di kawasan Asia Timur. Semenanjung Korea sudah lama menjadi pusat ketegangan internasional, dengan berbagai negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Jepang memiliki kepentingan strategis di kawasan tersebut. Kapal perusak baru ini menunjukkan bahwa Korea Utara terus berusaha memperkuat militernya untuk mempertahankan posisi tawar dalam diplomasi internasional.
Kehadiran kapal dengan kemampuan tempur yang semakin canggih juga dapat memengaruhi perhitungan negara-negara besar yang terlibat dalam diplomasi dan negosiasi dengan Korea Utara, baik dalam hal denuklirisasi maupun isu-isu regional lainnya. Meskipun Korea Utara sering kali mengungkapkan keinginannya untuk mengembangkan teknologi militernya demi mempertahankan diri, perkembangan seperti ini tetap menjadi perhatian besar bagi dunia internasional.
Peluncuran kapal perusak Choe Hyon-class ini membuktikan bahwa Korea Utara terus meningkatkan kemampuan teknologinya dan semakin serius dalam memperkuat daya saing maritimnya di kawasan yang penuh ketegangan. Dengan sistem HANUD Pantsir-M dan meriam Leonardo 127mm yang terpasang, kapal ini tidak hanya menjadi simbol kekuatan, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam memperkuat pertahanan negara di wilayah perairan yang krusial.