Pada tahun 2019, ketegangan antara India dan Pakistan kembali memuncak dengan serangkaian peristiwa yang mengguncang dunia internasional. Salah satu insiden yang paling mencolok adalah klaim India yang menyatakan berhasil menembak jatuh dua pesawat tempur Pakistan, yakni F-16 dan JF-17 Thunder, dengan menggunakan sistem rudal pertahanan udara (HANUD) Akash. Tindakan ini tak hanya memperburuk hubungan bilateral antara kedua negara yang sudah lama berseteru, tetapi juga menjadi sorotan dunia militer.
Latar Belakang Ketegangan India-Pakistan
India dan Pakistan, dua negara yang telah lama bersaing, telah terlibat dalam berbagai konflik sejak pembagian India pada tahun 1947. Kedua negara tersebut terlibat dalam beberapa peperangan dan memiliki perselisihan mendalam, terutama mengenai wilayah Kashmir. Ketegangan yang meningkat pada 2019 dipicu oleh serangan terorisme di wilayah India yang diduga dilakukan oleh kelompok militan yang beroperasi dari wilayah Pakistan. Dalam responsnya, India melakukan serangan udara terhadap sebuah kamp pelatihan militan di Balakot, Pakistan, yang menyebabkan eskalasi lebih lanjut.
Pakistani kemudian membalas dengan mengirimkan pesawat-pesawat tempurnya untuk melakukan serangan balasan. Inilah momen ketika klaim India tentang penembakan jatuh pesawat tempur Pakistan muncul ke permukaan.
Akash: Rudal HANUD India yang Canggih
Salah satu senjata yang disebutkan oleh India sebagai faktor kunci dalam peristiwa ini adalah Akash, sistem rudal pertahanan udara jarak menengah yang diproduksi oleh India. Akash adalah salah satu sistem pertahanan udara yang dikembangkan oleh DRDO (Defence Research and Development Organisation) India dan dioperasikan oleh Angkatan Darat dan Angkatan Udara India.
Rudal Akash dirancang untuk menghadapi berbagai ancaman dari pesawat tempur musuh, termasuk F-16 dan JF-17 Thunder. Sistem ini memiliki kemampuan untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah, dan bahkan pesawat tanpa awak. Akash memiliki jangkauan tembak sekitar 30 kilometer dan dapat diluncurkan dari peluncur mobile atau tetap, menjadikannya sistem pertahanan yang fleksibel di medan tempur.
Klaim India: Tembak Jatuh F-16 dan JF-17 Thunder
Setelah serangan udara India ke Balakot, yang dilakukan pada 26 Februari 2019, Pakistan melancarkan serangan balasan. Pada 27 Februari 2019, India mengklaim bahwa pesawat-pesawat tempur Pakistan, termasuk F-16 dan JF-17 Thunder, terbang memasuki wilayah udara India. India kemudian meluncurkan serangan terhadap pesawat-pesawat tersebut, dengan beberapa laporan mengindikasikan bahwa rudal Akash yang diluncurkan oleh Angkatan Udara India berhasil menembak jatuh dua pesawat Pakistan.
Meskipun klaim India ini kontroversial dan tidak sepenuhnya dibuktikan secara independen, baik oleh pihak internasional maupun pakar militer, India tetap teguh pada pernyataannya bahwa Akash berhasil menembak jatuh dua jet tempur Pakistan. Klaim ini memberikan gambaran tentang kemampuan sistem pertahanan udara India yang semakin maju dan peran pentingnya dalam menjaga integritas wilayah udara negara tersebut.
Reaksi Pakistan: Penyangkalan dan Kebingungannya
Pakistan, tentu saja, membantah klaim India tentang penembakan jatuh jet tempur mereka. Pihak militer Pakistan mengklaim bahwa pesawat-pesawat tempur mereka berhasil kembali ke pangkalan mereka setelah melakukan serangan balasan. Mereka juga menekankan bahwa pesawat India yang masuk ke wilayah Pakistan berhasil dihadapi dan dipaksa mundur, dengan satu pesawat India—MiG-21—ditembak jatuh dan pilotnya ditangkap.
Penyangkalan dari Pakistan ini juga didukung oleh sejumlah ahli militer internasional yang mempertanyakan klaim India. Beberapa pakar mencatat bahwa meskipun rudal Akash memiliki jangkauan dan kemampuan yang mengesankan, menembak jatuh pesawat tempur yang terbang dalam formasi dan di wilayah udara yang terperangkap dalam ketegangan tinggi bukanlah tugas yang mudah, bahkan untuk sistem pertahanan udara tercanggih sekalipun.
Dampak dan Signifikansi Peristiwa
Peristiwa ini memiliki dampak signifikan baik bagi India maupun Pakistan, serta untuk dinamika geopolitik kawasan Asia Selatan secara umum. Ketegangan yang semakin meningkat ini tidak hanya membuktikan tingkat persaingan antara kedua negara, tetapi juga menunjukkan kemajuan teknologi militer mereka, termasuk kemampuan untuk mengembangkan dan mengoperasikan sistem rudal pertahanan udara canggih seperti Akash.
Selain itu, insiden ini juga menunjukkan pentingnya pengawasan dan pengendalian atas wilayah udara dalam menghadapi ancaman militer. Penggunaan sistem pertahanan udara untuk melawan pesawat tempur musuh membuka babak baru dalam peperangan udara, di mana selain mengandalkan pesawat tempur, negara-negara kini juga semakin mengandalkan sistem rudal sebagai bagian dari pertahanan udara strategis mereka.
Akash dan Masa Depan Pertahanan India
Dengan semakin berkembangnya kemampuan Akash, India kini lebih percaya diri dalam mempertahankan wilayah udaranya dari ancaman luar. Keberhasilan sistem rudal ini dalam menghadapi ancaman udara dapat meningkatkan kredibilitas India di hadapan komunitas internasional, sekaligus memperkuat posisinya sebagai kekuatan militer utama di Asia Selatan.
Selain itu, Akash juga membuka peluang bagi India untuk memperluas ekspor sistem senjata ini ke negara-negara lain yang membutuhkan sistem pertahanan udara yang efektif, memperkuat posisi India sebagai pemain utama dalam pasar pertahanan global.